Monitor, Tangsel – Sebuah video menjadi viral di media sosial. Video itu merekam perdebatan yang terjadi antara dua orang pria di sekitar lingkungan sekolah di kawasan Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).
Dalam video itu, seorang pria yang mengenakan kemeja sedang memertanyakan tewasnya seekor kucing kepada seorang pria di hadapannya yang memakai kaus dan celana jeans.
Di tengah mereka tergeletak seekor kucing dewasa yang telah tewas dibunuh. Pria berkaus itu lantas secara arogan menjelaskan alasan membunuh kucing tersebut. Menurut dia, tak boleh ada binatang yang masuk ke lingkungan sekolah.
“Saya tidak mau ada binatang ini (kucing), saya sudah bilang berkali-kali. Saya yang bilang ngerti nggak, saya yang bilang,” ucap pria berkaus dalam video.
Pria itu bahkan mengakui jika dirinya lah yang menghabisi nyawa kucing tersebut. Secara lantang, dia mendebat lawan bicaranya yang coba menegur perlakuannya membunuh seekor kucing lalu membuang anak kucing tersebut ke sebuah gorong-gorong. Menurutnya, kucing tak boleh masuk ke area sekolah.
“Saya yang memutuskan, mana (binatang) yang boleh masuk mana yang tidak,” tegasnya.
“Saya bunuh dia, tapi saya tidak siksa dia,” sambungnya.
Perdebatan itu direkam oleh seseorang yang diduga merupakan pekerja di lingkungan sekolah. Sadar tengah direkam, lantas pria berkaus emosi hingga melontarkan nada ancaman kepada perekam.
“Kamera berhenti. Kamera berhenti, saya hitung sampai tiga, besok kamu keluar kalau begitu. Saya akan keluarkan,” ucapnya.
Video itu diposting oleh akun @ameowliazagita lalu direpost oleh instagram @mana berita. Dalam captionnya, tertera keterangan lokasi kejadian di Sekolah SoliDEO, Serpong.
Monitor coba mengonfirmasi pihak sekolah melalui sambungan telepon, Sabtu (20/03/21) malam. Dalam perbincangan itu, salah satu sekuriti yang bertugas di sana bernama Mustajab, mengaku tak mengetahui tentang video viral tersebut.
“Saya kurang tahu ya, saya belum pernah lihat videonya langsung. Tapi kalau dengar-dengar sih udah dari kemarin, katanya ada kucing dibunuh, tapi nggak tau di mananya,” tutur Mustajab.
Lebih lanjut, Monitor coba meminta kontak dari pengurus sekolah guna mengonfirmasi kejadian viral itu. Lagi-lagi, Mustajab mengaku tak menyimpan kontak pengurus ataupun kordinator sekuriti di sekolah tempatnya bekerja.
“Saya nggak punya kontaknya. Kordinator sekuriti juga saya nggak simpan kontaknya pak,” jelasnya.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Serpong Kompol Yudi Permadi, menjelaskan, bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. Namun dia belum bisa memastikan di mana dan kapan kejadian itu berlangsung.
“Kami masih proses lidik dulu ya, sementara ini laporan belum ada,” tandasnya.(bli)