Monitor,Tangerang – Cuitan di media sosial soal pemalakan di pintu exit tol Curug, Tangerang, ramai diperbincangkan netizen. Disebutkan, seorang pria memberikan jasa bersih-bersih kaca mobil sembari menyemprotkan pewangi kendaraan yang melintas.
Usai menyemprotkan pewangi, lantas pria tersebut memaksa meminta uang dari sopir kendaraan. Mayoritas korbannya adalah sopir truk atau mobil barang lainnya. Akun @_agungsetyadi memosting cuitan itu pada
Sabtu 17 Oktober 2020.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Curug Kompol MH Panjaitan mengaku telah menerjunkan jajarannya ke lokasi. Sementara ini, kata dia, telah ada 1 orang yang diamankan. Diduga pria tersebut adalah pelaku yang disebut melakukan pemalakan terhadap kendaraan yang melintas.
“Jadi benar itu. Kanitreskrim saya itu lagi mengamankan kan 1 orang. Itu orang yang sering-sering mengelap kaca, terus ngasih-ngasih semacam pembersih kaca. Terus ya terkadang ada yang ngasih jasa Rp2 ribu atau berapa gitu, tapi dia nggak maksa menurut Kanitreskrim saya,” katanya, Minggu (18/10/2020).
Polisi sendiri langsung melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku pemalakan. Namun Panjaitan menerangkan, hingga saat ini belum ada laporan dari korban pemalakan itu. Dari penyelidikan sementara, terduga pelaku membantah adanya pemaksaan dalam jasa bersih-bersih yang diberikan.
“Modusnya pakai kemoceng, ada juga kanebonya, jadinya di lap dulu kacanya. Yang ngasih ya ngasih yang nggak ya nggak. Cuma sampai sekarang ini kita juga tidak pernah ada yang laporan gitu, bahwasanya dia dipalak, dipaksa dimintain duit,” jelasnya.
Dilanjutkan dia, pihaknya masih mendalami apakah memang terjadi pemaksaan terhadap pengemudi atas jasa bersih-bersih kaca mobil itu. Jika terbukti, maka ada konsekuensi hukum terhadap pelakunya. Namun upaya demikian diambil setelah ada laporan korban serta barang bukti di lapangan.
“Ini harus kita proses hukum, karena sudah mengganggu keamanan orang banyak. merupakan gangguan Kamtibmas juga, sepanjang memang ada yang lapor. karena kan proses hukum harus begitu, ada korbannya, ada tersangkanya, ada barang buktinya,” tegasnya.
Menurut Panjaitan, sebenarnya pada titik exit tol di lokasi terdapat petugas yang rutin mengatur lalu lintas pada waktu pagi dan sore hari. Meskipun bisa saja, saat ada petugas pelaku enggan menjalani aksinya dan menunggu situasi sepi.
“Di situ kan ada anggota kita. Malah ada yang stationer (tetap) itu mengatur lalu lintas itu, pagi sore. Cuma kalau ada kita mungkin dia nggak ada,” jelasnya.(bli)