Monitor, Tangerang– Warga Panunggangan Barat Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang resah tehadap Lippo selaku pengembang properti, warga resah dan geram diakibatkan dengan nilai ganti dibawah Nilai Objek Pajak ( NJOP).
Salah satu Warga Panunggangan Barat, Dheni mengungkapkan bahwa dirinya merasa kecewa dan geram dengan pengembang Lippo dengan sepak terjang perusahaan properti tersebut yang ingin menghilangkan keberadaan warga pribumi dan membayarkan harga tanah yang tidak sesuai dengan Nilai Objek Pajak (NJOP) di Kota Tangerang sebesar 4 juta/meter. Bahkan situs peninggalan leluhur akan dihilangkan yakni makam Keramat Buyut Jenggot.
” Kami meminta kepada Lippo agar mentaati undang- undang di Indonesia tentang Agraria dan jangan memaksa warga kepada calo atau pihak ketiga untuk membeli tanah warga Panunggangan Barat,” ungkap Dheni, Jum’at (2/9/2022).
Dheni menambahkan pihak Lippo agar segera menyesalaikan permasalahan argaria sesuai dengan Undang- undang yang berlaku.
” Okelah bang, beberapa warga yang rela tergusur asalkan diganti sesuai harga tanah sesuai NJOP sebesar 4 juta rupiah permeter, jadi menginginkan ganti untung,” tandasnya
Sementara, Marcel dari LSM Patron menegaskan jika besaran harga murah saat ini diberikan dan masyarakat menolaknya, itu hal yang sangat wajar kalau masyarakat meminta dengan harga wajar sesuai NJOP.
” Berbicara pembebasan lahan yang ada, pembangunan itu kan bukan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat, itu murni swasta. Jadi saya rasa, itu terserah masyarakat Panunggangan Barat mau dijual berapa dan tidak boleh ada intervensi pihak manapun,” tegasnya.
Marcel menuturkan, sangat disayangkan apalagi pihak Lippo kalau sudah melibatkan oknum aparat pemerintahan untuk memaksa ataupun menekan masyarakat guna melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan rumah mewah.
” Saya rasa kedaulatan hukum di NKRI masih berpihak kepada warga negara bukan milik pengusaha dan terkait makam keramat Buyut Jenggot dengan segala cara, kami akan pertahankan, sedikitpun tidak boleh bergeser dari tempat aslinya,” tandas Marcel.(abe)