Wisuda PAUD dan SD Love School, Ini Pesan Dewan Pembina Yayasan

oleh -

Monitor, Bogor – Kegembiraan nampak terlihat pada wajah sejumlah anak-anak PAUD dan SD Love School, demikian pula orang tua mereka yang turut hadir mendampingi acara pelepasan siswa kelas VI (enam) pada Jum’at (24/6/2022) di Lantai 2 Aula Love School , Jalan Raya Dago, Komplek Forest Hill, Parung Panjang.

Bertemakan Our Futures is so Bright, acara wisuda diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari tarian yang diiringi lagu-lagu daerah, pembacaan puisi dan bernyanyi yang dilakukan siswa kelas satu hingga kelas lima SD Love School.

“Kami menyerahkan kembali putra putri bapak ibu untuk jenjang berikutnya. Mereka adalah anak-anak hebat, cerdas dan luar biasa,” kata Love School Principal, Martinus Ronald CH saat memberikan sambutannya.

Busana adat daerah yang dikenakan anak anak Love School, serta sajian lagu lagu daerah menambah suasana ke-Indonesiaan di sekolah tersebut makin terasa.

Selain pemberian penghargaan kepada siswa berprestasi.  Sebanyak 11 siswa yang diwisuda juga mengucapkan janji alumni untuk menjaga nama baik sekolah mereka.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Aviasi Berkat Transformasi Indonesia, Pdt Zifky Priatelna

Pada kesempatan tersebut, Ketua Dewan Pembina Yayasan Aviasi Berkat Transformasi Indonesia yang menaungi Love School, Pdt Zifky Priatelna memberikan ucapan selamat kepada para wisudawan. Ia juga memberikan pesannya  bahwa wisuda bukan akhir sebuah perjalanan melainkan baru awal perjalanan, sebab itu ia meminta  jangan berpuas diri, pasti masih ada kekurangan.

Siswa SD Love School unjuk kebolehan pada saat acara wisuda, Jum’at (24/6/2022)

“Coba dong bilang sama kawan kanan kirinya, ini belum berakhir, masih lanjut terus,” katanya memotivasi anak-anak.

Bagi yang belum wisuda, ia juga memberikan supportnya untuk tetap semangat dalam belajar. Dihadapan para orang tua siswa,  Pdt. Zifky menjelaskan arti kata Love School yang diambil pihak yayasan untuk menjadi nama sekolah.

Nama tersebut, diungkapkannya sebagai bentuk kecintaan terhadap generasi yang akan datang sebab LOVE, menurutnya menjadi dasar dari sebuah pekerjaan. Yakni singkatan dari Learn (mempelajari), Obeserve (mengamati), Value (nilai), Embrace (merangkul).

“Saya percaya kalau kita ini mendasari segalanya dengan love atau kasih, maka apapun yang kita perbuat akan berkualitas baik,” ujarnya.

Menurutnya Love sangat diperlukan untuk membangun sebuah pendidikan yang baik, meskipun  banyak tantangan.

“Cinta akan menjadi energi yang besar dalam menghadapi persoalan,” jelasnya.

Dikatakan, di negara-negara besar tolok ukur keberhasilan sebuah pendidikan bisa dilihat dari disiplin dalam mengantri. Dimana  mereka lebih risau kalau anak-anaknya tidak bisa sabar mengantri ketimbang tidak menguasai pelajaran matematika.

“Pandai matematika cukup satu bulan untuk melatihnya.Tapi bisa belajar mengantri pelajarannya harus bertahun-tahun.  Bisa mengantri itu sebuah karakter yang sangat baik, sebab bisa belajar sabar dalam menaati aturan.

Love School berdiri dan ada sebetulnya karena keinginan kita untuk terlibat aktif ikut mewarnai karakter bangsa. Karena saya percaya tidak ada bangsa yang besar kalau pendidikannya ngga berhasil,” pungkasnya.(mt01)

No More Posts Available.

No more pages to load.